• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

SELAMAT JALAN YANG PAMITAN, SELAMAT BERJUANG YANG DATANG



Di hari Pahlawan tahun ini, Presiden Prabowo Subianto kembali melakukan reshuffle Kabinet Merah Putih. Rektor IPB, Prof. Arif Satria dilantik sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menggantikan Dr. Laksana Tri Handoko. Presiden Prabowo juga melantik kembali / memperpanjang jabatan Laksdya (Purn.)  Dr. Amarulla Octavian sebagai Wakil Kepala BRIN.

Dr. Laksana Tri Handoko, yang dilantik sebagai Kepala BRIN di awal tahun 2021, sebelumnya adalah Kepala LIPI (sejak 2018), dan dikenal sebagai seorang fisikawan teoritis namun inovatif; dan salah satu karya inovasinya pernah terpilih di “101 Inovasi Indonesia – 2009”.  Mestinya juga bukan suatu kebetulan, bahwa dalam perioda kepemimpinannya, peringkat Indonesia di Global Innovation Index (GII) telah “meroket” kencang dari peringkat ke 87 dunia di tahun 2021 ke peringkat 54 di tahun 2024; sekalipun di tahun 2025 peringkat Indonesia terpeleset sedikit ke peringkat 55. Namun setidaknya, berbagai upaya pembenahan pada ekosistem riset dan inovasi kita (aspek input) saat kepemimpinan Dr. LT Handoko di BRIN, mestinya ikut andil bagi meroketnya peringkat inovasi Indonesia di GII; sekalipun pada saat yang sama, banyak yang menilai belum terbukti berhasil dalam meningkatkan hilirisasi inovasi (aspek output).


Sementara itu, usai dilantik sebagai Kepala BRIN yang baru, Prof. Arif Satria menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat ekosistem riset dan inovasi nasional.  Ia menyebut tiga sektor prioritas yang akan menjadi fokus kebijakan BRIN di bawah kepemimpinannya, yakni pangan, energi, dan air. Menurut Prof. Arif Satria, tiga bidang tersebut merupakan tulang punggung ketahanan nasional, dan harus ditopang oleh riset serta inovasi dengan sangat serius. Ketiga sektor itu selaras dengan arahan kebijakan dan prioritas Presiden Prabowo.  

Riset dan inovasi akan menjadi tumpuan kemajuan ekonomi bangsa. Semakin tinggi peringkat GII suatu negara, seharusnya semakin tinggi pula pertumbuhan ekonominya” ujar Prof Arif Satria. Kepala BRIN yang baru ini juga menekankan, bahwa BRIN akan segera melakukan konsolidasi nasional dalam kegiatan riset dan inovasi; baik secara horizontal antar-kementerian dan lembaga, maupun secara vertikal dengan pemerintah daerah.  Ia menilai, kerja sama lintas institusi sangat diperlukan untuk memperkuat sinergi antara pusat dan daerah. “Kita harus membangun kolaborasi dengan Kementerian DiktiSaintek, dengan perguruan tinggi riset, dan juga dengan kementerian teknis lain; yang memiliki peran besar dalam penelitian dan pengembangan.” Ia menambahkan, bahwa di masa mendatang BRIN juga akan terus menjalin kerja sama strategis dengan Danantara maupun pihak industri, untuk memperkuat sumber pendanaan riset dan inovasi.
 
Semoga saja pergantian Kepala BRIN hari ini merupakan sebuah kesinambungan kepemimpinan, menuju ekosistem riset dan inovasi nasional yang semakin kuat dan efektif. Jangan sampai pemeo sindiran yang sering kita dengar menjadi kenyataan: “Pimpinan baru, kebijakan baru, seperti meteran SPBU”.  

Salam inovasi!

(KS/101125)

 


Komentar

Belum ada komentar

Tinggalkan Pesan

Berita Terbaru

UPDATE: 117 INOVASI INDONESIA – 2025, BATCH FINAL

Penerimaan proposal inovasi batch ke lima menuju pemilihan “117 Inovasi Indones

SELAMAT JALAN YANG PAMITAN, SELAMAT BERJUANG YANG DATANG

Di hari Pahlawan tahun ini, Presiden Prabowo Subianto kembali melakukan reshuffle Kabinet Merah Puti

SEKALI LAGI INOVASI INDONESIA MENGGEBRAK DUNIA

Tepat selang setahun setelah karya inovasi Indonesia dari Atsiri Research Center (ARC) Aceh terpilih

NOBEL EKONOMI 2025: PERTUMBUHAN BERBASIS INOVASI

Pada 13 Oktober 2025 yang lalu, Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia mengumumkan pemenang Hadiah

WADUUH …..!!! INDEKS INOVASI INDONESIA – 2025 TURUN

Tahun 2025 ini Indonesia diberitakan menduduki peringkat ke 55 dari 139 negara dalam Indeks Ino